di suatu malam, perasaan seorang manusia berucap kepadaku seperti ini,
"aku tak ingin kembali seperti dulu. kembali ke kita yang dulu.
aku hanya ingin semuanya menjadi baik-baik saja. baik di dalam maupun di luar.
aku ingin kita bisa lebih baik dari yang lalu. meluruskan kesalahan di masa lalu lalu, dan membuatnya menjadi sesuatu yang berakhir dengan bahagia, untukku dan untukmu.
aku lelah menjadi orang yang bermuka dua.
aku ingin mengungkapkan semuanya, tapi aku tak bisa. aku ingin tapi aku tak mau. kau pasti tak tau bagaimana berkecamuknya perasaan seperti itu.
aku ingin aku baik-baik saja, begitu juga kau.
aku ingin bahagia, begitu juga kau.
aku ingin perkataan dan perlakuan sejalan. menjadi sebuah sinonim, bukan antonim.
jangan pernah membuat sebuah ungkapan hanya sebatas wacana, bukan fakta. jika memang tidak, mengapa harus di-iya-kan? tidak perlu kasihan. tidak perlu memaksa. tidak perlu sok-sok-an menjaga perasaan jika pada akhirnya sama saja menimbulkan luka."